Babinsa Cilibur, Olah Lahan Pertanian Gunakan Kerbau Lebih Ramah Lingkungan

 

Brebes, Babinsa Koramil 11 Paguyangan Serda Yudhi melaksanakan kegiatan pendampingan pertanian, pengolahan sawah dengan cara tradisional, pada hakekatnya membajak di zaman sekarang orang sudah banyak menggunakan  tenaga mesin disesel sehingga  hasil membajaknya lebih cepat. Kamis (31/5/23).

Namun berbeda dengan yang dilakukan masyarakat Desa Cilibur, mereka memilih membajak sawah dengan cara menggunakan tenaga hewan, bukan karena enggan untuk beralih ke cara modern melainkan faktor lahan yang berbukit dan bentuk lahan yang terasering sehingga untuk mesin traktor sawah mengalami kesulitan dalam pengoperasionalkannya.

Serda Yudhi mengatakan, “ inilah keunikan masyarakat kita yang masih kental memegang tradisi lama, dalam mengolah lahan kita bisa maklum dengan kondisi masyarakat Cilibur, hal ini perlu disadari bahwa dengan kondisi lahan yang terasering tidaklah mudah menggunakan traktor dan mereka akan lebih maksimal dengan cara manual seperti ini, “

Ditambahkannya, dengan kondisi semacam itu kita melakukan pendampingan dalam rangka mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam mensukseskan Program Pemerintah terkait swasembada pangan, ternyata secara tidak disengaja mempunyai nilai jual tersendiri.

Kegiatan tersebut sekaligus sebagai pembelajaran bagi anggota TNI, dalam melakukan pendampingan pertanian. Serta bisa mempererat tali silaturahmi antara TNI dan masyarakat melalui pertanian, sehingga jika terjadi sesuatu di desa warga bisa langsung berkordinasi dengan Babinsa. 

Sementara Ketua Gapoktan setempat merasa sangat terkesan dengan kegiatan yang terlaksana, dibawah binaan Babinsa Desa Cilibur.  Kegiatan ini telah mampu menambah pengetahuan perorangan.

Salah satu kelebihan memakai hewan kerbau adalah hasil kotorannya dapat menyuburkan sawah karena bisa sebagai pupuknya, sedang yang lain meski di lahan sempit hewan bisa di gerakan dan atau di kendalikan saat membajak di lokasi sempit dan bisa jalan sendiri.

Berbeda dengan dengan handtraktor atau mesin bajak, meski memiliki keunggulan yakni cepat, tetapi tatkala di lahan yang sulit tak bisa di jalankan, selain sewanya besar yakni di hitung perhari, bahkan ada yang perjam, belum lagi bila BBM naik harga, bisa-bisa jumlah produksi akan melipat.

Petani Desa Cilibur memilih kerbau sebagai alat bajak sawah sudah mampu menunjukan betapa indahnya lingkungan desa yang ramah lingkungan dana saat garu berjalan tangkai bisa di naiki para petaninya agar dapat melumatkan hasil bajakannya.

Dua alat pembajak lahan pertanian ini antara teraktor dan hewan memang memiliki kelebihan masing-masing, namun untuk kerbau atau sapi lebih terlihat original sehingga saat masuk dunia modern yang pada alih ke mesin kerbau justru menarik,  apalagi bila kawasan pertanian itu ada di desa kawasan wisata tentu akan menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan manca negara maupun domestik. (Pen0713)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajak Siswa Yang Lulus Berperan Dalam Membangun Bangsa

Jembatan Darurat Dibuat di Jalan Poros Desa Mlayang-Manggis Sirampog Brebes

TNI Membentuk Mental, Kedisiplinan dan Jiwa Nasionalisme di Era Milenial